Monday, August 1, 2011 By: Admin

Tahitian Noni™ | Tell The Story Day | Maret 2011



Salah satu peserta yang memberikan kesaksian adalah Riska, seorang ibu yang berkisah mengenai anak laki-lakinya Arra (kini 16 tahun) yang didiagnosis mengalami autisma, gangguan perilaku yang melibatkan aktivitas otak dengan menunjukkan sejumlah tanda khusus, seperti repetisi (gerakan mengulang-ulang), menghindari kontak mata serta menolak berkomunikasi dengan orang lain.
“Anak saya didiagnosis autisma pada usia 2 tahun. Sebagai orangtua saya sedih anak saya berbeda dengan anak-anak lainnya,” kata Riska.
Riska melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan memberikan noni (TNBB) saat Arra berusia 11 tahun. Dia memberikan TNBB kepada putra tercinta karena mendengarkan penjelasan dokter bahwa TNBB bekerja pada tingkat sel serta tidak mengandung bahan pengawet sehingga cukup aman dikonsumsi anak autisma.
“Anak saya rentan mengalami gangguan pencernaan, mudah alergi, banyak memantang makanan. Misalnya tak boleh makan makanan yang terbuat dari terigu dan menghindari susu. Dia juga tak bisa minum obat sembarangan, soalnya akan langsung bereaksi alergi,” kisah Riska.
Berbekal keyakinan bahwa TNBB bisa membantu mengatasi masalah autisma yang dialami sang buah hati, Riska rutin memberikan TNBB bersamaan dengan terapi pada Arra. Hasilnya menggembirakan.
“Anak saya yang pada saat ini emosional, suasana hatinya mudah berubah, dengan diberikan noni serta tetap melakukan terapi, menunjukkan kemajuan. Arra menjadi lebih kalem,terlihat lebih ceria dan tidak mudah sakit,” ujar Riska.
Yang tak kalah menggembirakan, kebiasaan mengompol Arra secara bertahap juga berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Gerakan mengulang-ulang yang lazim dilakukan anak autisma juga menurun, rasa percaya diri Arra meningkat. Perbaikan ini dikenali oleh guru dan pembimbing Arra di sekolah.
“Sejak mengenal noni, banyak kebaikan yang saya rasakan. Tidak hanya pada Arra, namun juga pada keluarga saya, teman dan tetangga yang telah mencoba produk ini,” ujar Riska.
Riska berbagi kiat agar sukses di bisnis noni harus rajin mengajak teman, berbagi tentang kebaikan noni serta mengajak orang lain mencoba kebaikan produk TNBB. “Saya senang berbagi, menolong orang dengan menceritakan manfaat noni. TNI adalah rumah kedua bagi saya,” ujarnya.
Kisah berikutnya datang dari Kerly Emor (27), yang mengeluhkan sakit di bagian perut hingga menusuk sampai ke punggung. Saat ke dokter, pemuda ini hanya diberikan obat penahan rasa nyeri karena hanya disangka asam lambung. Namun karena sakit yang dirasakannya datang timbul, Emor memutuskan untuk melakukan cek laboratorium untuk mengetahui penyakit yang dideritanya.
“Ternyata fungsi hati saya bermasalah. Berdasarkan hasil laboratorium terungkap ada masalah pada kantung empedu saya yang membesar melebihi ukuran normal. Oleh dokter saya disarankan operasi,” kata Emor.
Sebelum masa operasi tiba, ada teman yang bercerita mengenai manfaat TNBB dalam membantu mengatasi penyakit. Emor memutuskan mencobanya. Dia minum TNBB sebanyak 1 liter selama empat hari, kemudian dilanjutkan dengan minum setengah liter selama 14 hari. Selama masa ini Emor istirahat total, serta emngatur pola makan dengan menghindari daging dan goreng-gorengan.
“Selanjutnya saya ke dokter untuk memeriksakan kondisi kesehatan empedu saya, kembali dilakukan cek laboratorium. Puji Tuhan, fungsi hati saya kembali normal tanpa harus operasi. Saya bisa kembali beraktivitas lagi,” ujarnya gembira.
Lain lagi kisah Roslina, seorang ibu yang mengalami berbagai jenis penyakit sejak tahun 1990 hingga 2010. Ibu ini harus menjalani operasi hingga 8 kali untuk mengatasi penyakitnya, antara lain kanker payudara, benjolan di perut, juga Rahim. Akibat terlalu seriang dioperasi, Roslina mengalami kelumpuhan sehingga harus berjalan dengan kursi roda.
“Saking banyaknya penyakit, saya sudah anggap penyakit itu sebagai teman. Saya bawa senang saja. Obat yang harus saya minum banyak sekali,” kata Roslina.
Hingga suatu ketika Roslina mendengarkan kesaksian wanita lain yang mengalami masalah persis seperti yang dirasakannya. Wanita itu juga lumpuh, namun bisa kembali berjalan setelah minum TNBB.
“Saya ingin kembali berjalan seperti dia. Kasusnya dengan saya mirip. Kalau dia bisa jalan, saya juga bisa,” tekadnya.
Setelah minum 6 liter TNBB, Roslina bisa mengangkat kakinya. Hal yang semula sulit dilakukannya. Dalam dua bulan dia mengonsumsi TNBB secara teratur, ibu yang tangguh dan penuh canda ini bisa kembali berjalan dan beraktivitas seperti sedia kala. “Saya bisa kembali pakai sepatu hak tinggi,” candanya.
Menanggapi mengenai manfaat TNBB terhadap autisma, gangguan kantung empedu dan kanker, dr Suwardi menjelaskan hal itu tak mengherankan karena noni bekerja pada tingkat sel dan enzim, bekerja langsung pada akar masalah.
Dr Suwardi menambahkan noni bekerja meregenerasi sel, memperbaiki sel-sel yang rusak, serta mendorong sel-sel baik untuk membantu memperbaiki sel yang sakit.
“Harus ingat, saat sakit juga harus selalu gembira, jangan stres. Hati yang gembira mempercepat proses penyembuhan penyakit lho,” pesan dr Suwardi.

0 comments:

Post a Comment